Lusi binti Lula Mengandung Emas !

http://www.3dchem.com/imagesofmolecules/gold2.jpgAdanya kandungan emas di dalam Lusi memang bukan isapan jempol, ya memang bukan jempol gede tapi isapan jari kelingking. Nah kmarin kawan dari Bandung cerita kalau ada penelitian yang dipublikasikan oleh Badan Geologi yg kantornya Bandung mengenai kandungan ini.

:( “Wah Pakdhe ini beneran apa boongan ?”
:D “Looh, beneran iki thole. Tetapi kandungannya seberapa besar itu yang perlu diketahui kaan ?”

Penelitian kandungan kimiawi telah dilakukan pada sebaran lumpur yang sudah menyebar hingga seluas lebih dari 700 hektar. Penyelidikan geokimia ini diutamakan pada unsur-unsur logam. Tentunya ini bukan dengan tujuan eksplorasi atau mencari emas, tetapi lebih pada tujuan ilmiah untuk mengetahui fenomena semburan lumpur ini dengan lebih baik.

Penyelidikan geokimia sebaran unsur logam pada endapan lumpur Sidoarjo didasari pada hipotesis akan kemungkinan adanya fluida geotermal yang terbawa bersama semburan lumpur panas. Fluida geotermal atau dikenal dengan hidrotermal pada suhu sekitar 100 C potensial melarutkan unsur-unsur logam Cu, Pb, Zn, Mn, Ag, Fe, Cd, As, Sb, Au, dan Se.

Penelitian kali ini dilakukan oleh bangsa sendiri looh, sumpih dilakukan oleh kawan-kawan saya di Bandung. Dan hasilnya juga dipublikasikan oleh Pusat Sumberdaya Geologi, yang berkantor di Bandung. Yang dibawah ini merupakan ringkasan dari laporan yang telah tersebut. Untukdibaca-bacasaja atau sebagai bahan tulisan juga boleh, yang pasti kan berguna.

Sampling

peta-sampel.jpg

Sampel lumpur diambil pada lokasi di sekitar tanggul. Pada setiap lokasi diambil satu conto. Pengambilan lumpur untuk mendapatkan gambaran sebaran unsur secara vertikal sulit dilakukan mengingat kondisi lumpur masih sangat lunak sehingga pada kisaran ketebalan sekitar lima meter hanya terambil satu sampel. Pengambilan sampel lumpur dilakukan di antara tanggal 28 Maret 2007 dan 11 Mei 2007. Sebaran unsur logam disusun berdasarkan hasil analisis kimia conto lumpur dari 86 lokasi, yang jarak antar titik lokasi 200 – 400 meter (Gambar sebelah kiri). Analisis kimia unsur logam dilakukan di Laboratorium Kimia Pusat Sumber Daya Geologi.

kandungan.jpg

Gambar sebelah kanan diatas merupakan daftar atau tabel konsentasi logam-logam yang diteliti. (Satuan dalam ppm kecuali Fe : %, Au & Hg : ppb). Nah kalau melihat angkanya saja kok kurang sreg ! ya … semestinya juga ada penyebarannya kaan ?

Peta sebaran kandungan logam pada lumpur

au.jpg

Kadar emas (au)

:D “Nah ini dia, kalau ada emasnya pasti menarik. Dan saya yakin langsung mata ini jadi hijau, eh kuning ya … wong warna emasnya kuning juga, je “

Rata-rata kadar Au relatif lebih tinggi dibandingkan rata-rata umumnya pada batu lempung. Sebaran Au pada dekat pusat semburan mempunyai nilai rendah. Akan tetapi sedikit ke arah utara pusat semburan terdapat pola peninggian nilai Au (Gambar sebelah kiri ini). Pola tersebut kurang memberikan gambaran asal dispersi dari Au. Namun kemungkinan besar peninggian tersebut terdispersi dari dari pusat semburan, hal ini mengingat kuantitas Au secara keseluruhan cukup besar maka apabila sebagai akibat kontaminasi dari lingkungan sekitarnya sangat kecil kemungkinannya.

Endapan lumpur di Desa Siring dan Kedung Bendo yang terendapkan relatif lebih awal mempunyai pola kandungan Au lebih tinggi dibandingkan pola sebaran kandungan Au di dekat pusat semburan yang merupakan endapan luapan lumpur lebih belakangan, hal ini kemungkinan sebagai akibat fluktuasi kandungan Au pada lumpur yang keluar.

Angka 15 dalamkandungan emas ini satuannya ppb (part perbillion) jadi angka itu suangaat kecil kalau dalam pertambangan. Biasanya untuk ditambang itu kadarnya sekitar >15 ppm. Atau seribu kali dari yang terukur di lumpur ini.

hg.jpgHg (raksa)
Unsur Hg mempunyai harga rata-rata relatif tinggi dan mempunyai pola meninggi pada daerah sekitar pusat semburan (Gambar sebelah kiri). Pola tersebut kemungkinan merupakan indikasi bahwa terdispersi dari pusat semburan.

Dahulu memang pernah menjadi issue hangat ketika ada unsur Hg yang sangat besar ketika diawal semburan. Waktu itu menjadi polemik karena lumpur peboran tidak menggunakan unsur Hg sama sekali. Namun yang pasti unsur ini tidak berkadar sebagai bahan galian. Namun perlu dicermati sebagai kemungkinan pencemar alamiah.

mn.jpg

Mangan. Kisaran harga Mn 317 – 1095 ppm, rata-rata relatif rendah, akan tetapi terdapat nilai tinggi di beberapa lokasi. Pola sebaran Mn cenderung kurang teratur. Nilai tinggi terdapat di dekat pusat semburan dan pada beberapa lokasi yang jauh dari pusat semburan.

Pola sebaran ini juga menentukan atau menunjukkan bagaimana sebaran lumpur ini secara umum. Lumpur ini dahulu juga tidak tersebar nerata begitu saja, tetapi “diatur” supaya tidak membanjiri daerah-daerah pemukiman.

ag.jpgSebaran unsur Ag mempunyai rata-rata agak tinggi, namun harga tertinggi hanya 2 ppm. Pola sebaran unsur (Gambar di kanan ini) menunjukkan peninggian harga Ag di sekitar pusat semburan.

Meningginya konsentrasi di pusat semburan barangkali menunjukkan bahwa unsur ini keluar belakangan ketimbang unsur-unsur logam lainnya.

cu.jpg

Kandungan unsur Cu mempunyai rata-rata rendah. Nilai maksimum meskipun lebih tinggi dibandingkan rata-rata pada kandungan lempung, akan tetapi tidak jauh berbeda (Gambar sebelah). Pola sebaran unsur Cu mirip dengan Cd.

Kesamaan pola penyebaran Cu dan Cd ini mungkin menunjukkan bahwa unsur ini keberadaanya bersama sama.

fe.jpgRata-rata kadar Fe relatif rendah. Pola sebaran mirip dengan Cu dan Cd. Kandungan Fe meskipun ada imbuhan dari semburan lumpur, akan tetapi mempunyai nilai kisaran harga yang tidak menunjukkan adanya peninggian secara signifikan, lihat gambar sebelah ini.

Kemiripan pola sebaran ini nantinya dipakai dalam memperkirakan bagaimana proses terjadinya atau proses pembentukannya.

zn.jpg

Zinc (seng)
Kadar rata-rata Zn di bawah rata-rata pada batu lempung. Namun kisaran nilai yang agak tinggi 100 -142 ppm berada pada dekat pusat semburan menerus ke arah selatan (Gambar kiri). Pola sebaran Zn mengindikasikan bahwa kemungkinan sumber dispersi dari pusat semburan.

Dispersi atau penyebaran pola unsur ini mungkin menunjukkan bahwa unsur ini merupakan unsur bawaan sejak awal semburan terjadi. Sehingga sudah menyebar ke beberapa tempat di sekelilingnya.

pb.jpg

Pb (plumbum/Timbal)
Harga rata-rata Pb pada endapan lumpur agak tinggi dibandingkan rata-rata pada batu lempung. Pola sebaran dengan nilai tinggi dijumpai jauh dari pusat semburan terutama pada daerah utara dan pola nilai rendah pada daerah sekitar pusat semburan menerus ke arah selatan (Gambar 10.C). Unsur Pb mempunyai sifat yang kurang mobile, pola sebaran dengan nilai tinggi justru jauh dari pusat semburan kemungkinan akibat adanya fluktuasi kandungan unsur pada lumpur yang keluar.

se.jpg

Se Selenium
Kadar Se mempunyai rata-rata agak tinggi terutama pada daerah-daerah yang jauh dari pusat semburan. Kisaran nilai rendah mempunyai sebaran di sekitar pusat semburan menerus ke arah selatan (Gambar 10.E). Pola tersebut mengindikasikan bahwa kandungan Se ada pengaruh dari keluarnya lumpur. Pola sebaran dengan nilai rendah pada daerah dekat semburan kemungkinan akibat fluktuasi dari kadar Se yang terbawa keluar bersama lumpur dari waktu ke waktu mempunyai nilai yang tidak konstan.

Dendogram

dendogram.jpg

Dari peta sebaran diatas tentunya dapat dibuat pengelompokannya. Pengelompokan ini berguna untuk mengetahui bagaimana genesa atau bagaimana terbentuknya logam-logam ini. Atau juga darimana asalnya. Semakin mirim distribusinya maka dia akan lebih dekat dengan kelompoknya. Dibawah ini diagram pengelompokannya secara statistik, disebut dendogram.

Analisis unsur secara multivariat terutama untuk mengetahui kekerabatan unsur. Menurut penelitinya, Pak Sabtanto dan kawan-kawan, berdasarkan diagram dendogram (Klik saja gambar diatas) diperoleh tiga kekerabatan unsur, yaitu antara Ag-Cd-Pb-Zn-Sb, Cu-Mn-Hg dan Au-Se-As-Fe. Sedangkan berdasarkan analisis skor faktor diperoleh kekerabatan antara Pb-Zn-Mn-Ag-Cd, Cu-Mn-Hg dan Ag-Sb.

Kelompok kekerabatan skor faktor 1 antara Pb-Zn-Mn-Ag-Cd membentuk pola peninggian di daerah barat dan timur pusat semburan. Pola sebaran skor faktor 1 cenderung merupakan kelompok kekerabatan dengan logam dasar. Sedangkan kelompok kekerabatan skor faktor 2 & 3 cenderung merupakan gambaran zona epitermal atas (Lihat gambar diatas) membentuk pola peninggian di sekitar pusat semburan menerus ke selatan di sekitar Desa Jatianom dan Jatirejo. Pola sebaran skor faktor 2 & 3 dengan kekerabatan kuat/tinggi mirip dengan pola sebaran skor faktor 1 dengan kekerabatan negatif/rendah.

model-hipotesis.jpg

Seperti yang pernah dimodelkan sebelumnya tentang kemungkinan sumber panas hidrotermal, maka proses terkonsentrasinya unsur-unsur logam ini merupakan proses hidrothermal. Air panas yang merupakan sistem hidrologi ini membawa unsur-unsur logam hingga kepermukaan. Pak Sabtanto dari pusat SUmber Daya Geologi bandung ini sedikit melakukan modifikasi dari model yang pernah ditulis disini.

:( “Weleh, ternyata tulisane Pakdhe disitir untuk dikaji secara ilmiah ya … Tak kusangka Pakdhe mendongeng juga berguna secara ilmiah”
:D ” hust !”

model-sebaran-logam.jpgSemburan lumpur dengan suhu yang cukup tinggi yaitu sekitar 100 derajat C telah menimbulkan dugaan atau hipotesis akan adanya sistim geotermal hasil proses magmatik yang ikut mempengaruhi suhu lumpur yang keluar. Keterlibatan sistem geotermal tentu saja akan memberikan pengaruh tidak hanya pada efek naiknya suhu, akan tetapi fluida yang dihasilkan mempunyai sifat melarutkan unsur-unsur logam, sehingga apabila ikut terbawa keluar bersama lumpur akan mempengaruhi kandungan unsur logam pada endapan lumpur.

Jadi kalau ada issue kandungan emas dan logam-logam di dalam lumpur ini bukan berarti salah. Tetapi yang salah adalah ketika menganggap unsur-unsur logam ini memiliki nilai ekonomis, itu yang kurang tepat. Unsur-unsur yang terkandung ini sangat kecil untuk ditambang.

:( “Tapi Pakdhe, di Jawa Timur kan memang ada tempat-tempat yang kandungan emasnya cukup tinggi untuk ditambang kan ?”
:D “Emang bener thole Di JAwa timur terdapat jebakan-jebakan emas. Tapi kalau soal itu harus dongengan lain, Thole. Yang jelas informasi ini cukup bermanfaat untuk studi pencarian emas di Jawa Timur”
:( “Ah mesti Pakdhe minta bayaran “
:D “Hust … tak kuethak kowe !!!

Sumber: http://rovicky.wordpress.com/2007/11/27/lusi-binti-lula-mengandung-emas/
Category: 0 komentar

Leave a comment

http://s301.photobucket.com/albums/nn56/ia_90/Game/?action=view&current=crashcoveCTRMap.jpg