JAKARTA. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Evita H Legowo, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) for Delivering Old Oil and Gas Data dengan pihak Shell E&P yang diwakili Guy Outen, EVP Global Business Development, Group Shell E&P. Acara tersebut bertempat di Denhaag, Belanda, 22 April 2009.
Penandatanganan MoU ini merupakan kelanjutan kerja sama yang telah dirintis sejak tahun 2005 mengenai komitmen Shell untuk menyerahkan data minyak dan gas bumi yang diperoleh Shell pada saat melakukan eksplorasi dan eksploitasi di Indonesia sampai dengan kurun waktu 1965. Dalam hal ini, Shell akan menyerahkan seluruh data tersebut dalam bentuk digital yang memerlukan biaya sekitar US$ 500.000 dan sepenuhnya ditanggung oleh Shell.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan kunjungan ke tempat penyimpanan data Shell (FUGRO), dimana salah satunya diperlihatkan data sumur Telaga Tunggal yang secara fisik masih terpelihara dengan baik. Sumur Telaga Tunggal merupakan sumur pertama yang ditemukan dan diproduksikan di Indonesia oleh AZ Zijlker pada tahun 1890.
Penandatanganan MoU ini merupakan kelanjutan kerja sama yang telah dirintis sejak tahun 2005 mengenai komitmen Shell untuk menyerahkan data minyak dan gas bumi yang diperoleh Shell pada saat melakukan eksplorasi dan eksploitasi di Indonesia sampai dengan kurun waktu 1965. Dalam hal ini, Shell akan menyerahkan seluruh data tersebut dalam bentuk digital yang memerlukan biaya sekitar US$ 500.000 dan sepenuhnya ditanggung oleh Shell.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan kunjungan ke tempat penyimpanan data Shell (FUGRO), dimana salah satunya diperlihatkan data sumur Telaga Tunggal yang secara fisik masih terpelihara dengan baik. Sumur Telaga Tunggal merupakan sumur pertama yang ditemukan dan diproduksikan di Indonesia oleh AZ Zijlker pada tahun 1890.